Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan
ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang
bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain
adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output
riil per orang atau perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Masalah pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan
produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi
seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan
demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono
Sukirno, 1994;10).
Secara umum Teori pertumbuhan
ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
- Teori pertumbuhan ekonomi historis
- Teori pertumbuhan ekonomi klasik dan neoklasik
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Historis
Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi
terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat
dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara
lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow
a.
Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 – 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi
menurut frederich list adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan
Stuffen theorien (teori tangga).
Adapun tahapan-tahapan
pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah sebagai berikut :
- Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
- Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
- Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan.
- Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
b.
Teori pertumbuhan ekonomi Karl Bucher (1847 – 1930)
Tahap Perekonomian menurut Karu
Bucher dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu sbb:
- Rumah tangga tertutup
- Rumah tangga kota
- Rumah tangga bangsa
- Rumah tangga dunia
c.
Teori pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand
Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan
ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:
- masa tukar-menukar secara barter
- masa tukar-menukar dengan uang
- masa tukar-menukar dengan kredit
d.
Teori pertumbuhan ekonomi Werner sombart (1863 – 1947)
- Prakapitalisme (Varkapitalisme)
- Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme)
- Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus)
- Zaman kapitalis akhir (spetkapitalismus)
e.
Teori pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow (1916 – 1979)
- Masyakart tradisional (Teh Traditional Society)
- Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off)
- Lepas landas (cake off)
- Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic)
- Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
dan Neoklasik
·
Teori
pertumbuhan ekonomi klasik
Menurut pandangan ahli-ahli
ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam,
serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka,
dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat
teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik yang
baru diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara
pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori
penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat
kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan
per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan
yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi
marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan
pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
a)
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands
(Teori tangan-tangan gaib)
Teori Pertumbuhan
ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor
yang saling berkaitan :
- Pertumbuhan penduduk
- Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai
dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini.
- sumber-sumber alam
- tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
- jumlah persediaan
b) Teori
pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga
menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja
melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah
menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan
bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat , delapan, enam belas, dan
seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten
atau kemandegan.
- Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik
Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat
dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini,
yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung
kepada perkembangan faktor-faktor produksi.
1.
Teori pertumbuhan ekonomi Robert Sollow
Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di
bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan
perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja dua
faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.
2.
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar
akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan
produktivitas tenaga kerja.
3.
Teori pertumbuhan ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya
proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi)
yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan
ekonomi.
Laju pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK).Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan
ekonomi (Sukirno, 2007):
G = Laju
pertumbuhan ekonomi
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar